Rabu, 21 September 2011

Menikmati demokrasi

Menikmati demokrasi. Sebuah buku yang menginspirasi dan membuka fikiran kita lebih jauh tentang dakwah dalam sebuah negara. Buku ini dimulai dengan membahas berhenti sejenak . kita berhenti sejenak untuk membuka kembali peta perjalanan dakwah kia, kita berhenti sejenak untuk mengisi kembali kekuatan kita, menengok kembali hasil-hasil yang telah kita raih selama ini.  Maka ibnu mas’ud berkata “Duduklah bersama kami untuk beriman sejenak”. Majelis kita diperlukan untuk dua keperluanyaitu  untuk memantau keseimbangan antara berbagai perubahan pada lingkungan strategi dengan kondisi internal dakwahserta laju pertumbuhannya dan untuk mengisi ulang  hati kita dengan energi baru sekaligus membersihkan debu-debu yang melekat padanya selama menapaki jalan dakwah.

Sejak awal kita sudah menetapkan misi dakwah yaitu mengapai ridha Allah. Maka kerja kita dalam dakwah ini adalah membangun sebuah kehidupanberdasarka desain Allah SWT. Membangun kehidupan Islami adalah proyek peradaban raksasa. Proyek besar bertujuan merekontruksi pemikiran dan kepribadian manusia muslim agar berfikir, merasa dan bertindak sesuai dengan kehendak allah SWT dan proyek peradaban ini bertujuan menciptakan taman kehidupan di mana bunga-bunga kebaikan, kebenaran, dan keindahan tumbuh bersemi dan taman itulah yangn kelak menjadi saksi kemanusiaan dan sejarah.

Pekerjaan-pekerjaan dakwah untuk menyelesaikan proyek itu harus dilakukan dalam empat tahap. Pertama, membangun sebuah organisasi yang kuat dan solid sebagai kekuatan utama yang mengoperasikan dakwah atau yang disebut minwar tanzhimi. Kedua, membangun basis sosial yang luas dan sebagai kekuatab pendukung dakwah yang disebut mihwar sya'bi. Ketiga, membangun berbagai institusi untuk mewadahi pekerjaan-pekerjaan dakwah untuk seluruh sektor kehidupan dan diseluruh segmen masyarakat dan keempat akhirnya dakwah ini harus sampai pada tempat institusi negar. Sebab institusi negar dibutuhkan dakwah untuk merealisasikan secara legal dan kuat seluruh kehendak Allah SWT atas kehidupan masyarakatyang kita sebut sebagai mihwar daulah.

Dalam perspektif islam politikadalah subsistem islam. Dalam konteks proposal pembangunan peradaban baru islam, dakwah harus mempunyai power dan dukungan kekuasaan untuk merealisasikan islam dalam kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Proyek peradaban mengharuskan memandang belahan-belahan budaya dan politik secara holistic. Di mana keduanya diintegrasikan dalam suatu geraka sosial budaya yang berorientasi melakukan mobilitas horizontal.

Perbedaaan mendasar antara demokrasi sekuler dengan konsep politik islam terletak pada pandangan siapa yang memegang kedaulatan. Konsep demokrasi sekuler memberikannya kepada rakyat. Sementara konsep islam kedaulatan sepenuhnya ditangan tuhan dan suara tuhan harus menjadi suara rakyat. Perbedaan itu sangat mendasar. Tapi titik temu keduanya juga sangat mendasar yaitu pada konsep parsitipasi. Konsep ini memberikan posisi yang kuat kepada masyarat terhadap negara dan mengunggulkan akal kolektif atas akal individu.

Titik temu inilah yang kemudian mendasari  sikap kita kepada demokrasi. Bahwa seperti kata Imam Syahid Hasan al-Bana dalam Majmu’at Al-Rasaili, walaupun demokrasi bukan sistem islam, namun inilah sistem politik modern yang lebih dekat dengan islam.

Fungsi negara hanyalah memfasilitasi masyarakat yang hidup bersama secara damai. Negara bertugas melindingi individu dan setiap entitas untuk hidup menurut cara-cara mereka. Dasar yang digunakan negara untuk bekerja adalah kesepakatanbersamaantar warga negara sesuatu yang kita sebut konstitusi, undang-undang atau hukum. Pendanaan demokrasi dalam ekonomi adalah tuntutan pasar bebas. Di sisni harus ada jaminan kebebasan lalu lintas barang, jasa dan manusia tanpa batasan teritorial, regulasi atau nilai.

Maka semua orang menikmati demokrasi. Para kapitalis menikmati demokrasi karena inilah paying politikyang memberi akses ke semua sudutpasar potensial.Para buruh juga menikmati demokrasi karei inilah paying politik yang memberikan perlindungan hak-hak dan kebebasan bekerja. Kelompok minoritas dalam semmua bentuknya, termasuk minoritas nilai, juga menikmati demokrasi karena hak hidup mereka terlindungi di sisni.

Dakwah juga menikmati demokrasi karena di sini para dai menemukan kebebasan untuk bertemu dan berinteraksi secara terbuka dan langsung dengan semua objek dakwah. Otoritarianisme dah kediktatoran membuat dakwah tidak bisa bernafas lega.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar